Senin, 05 November 2012

Inovasi atau speed market

Bagi sebagian kalangan pelaku usaha, inovasi menjadi ‘panglima’ dalam menjalankan usaha atau bisnisnya. Slogan inovasi menjadi moto yang terpampang dan dijadikan penyemangat (spirit) dalam menjalankan kegiatan usaha. Dalam terminologi bisnis, inovasi merupakan proses penciptaan ide-ide kreatif untuk mengoptimalkan peluang yang diperoleh. Beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk menjadi juri pada sebuah kompetisi bisnis mahasiswa. Sangat menarik dan banyak ide-ide kreatif yang muncul pada kompetisi tersebut. Namun persoalannya adalah teman-teman mahasiswa kadang terlalu sibuk dengan proses kreasinya dan melupakan persoalan optimalisasi peluang bisnisnya. Bahkan karena terlalu kreatif, penemuan produk baru yang sama sekali belum ada di pasaran dan menjadi sesuatu unik yang mereka perlihatkan. Tentunya kreatif dan invensi (penemuan) memang sesuatu yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis. Akan tetapi, yang perlu dicatat bahwa kedua proses tersebut seyogyanya berada dalam koridor bisnis yang profitable, applicable, workable, dan tentunya menjadi kata kunci keunggulan bersain. Dalam kompetisi bisnis tersebut, istilah inovasi, kreatif, dan invensi menjadi istilah yang kadang disamakan oleh sebagian peserta. Dibawah ini pembahasan mengenai ketiga istilah tersebut.

Dalam terminologi bisnis, inovasi tentunya berbeda dengan istilah kreasi atau invensi. Apa yang membedakannya? Kreasi merupakan perwakilan dari proses berpikir, sedangkan invensi merupakan perwakilan dari discovery yang tidak memerhatikan apakah layak atau tidak menjadi bisnis. Sedangkan inovasi merupakan kombinasi dari proses kreasi, dan bisa saja inovasi merupakan invensi yang bernilai bisnis atau layak untuk dikomersilkan. Proses kreatif dan invensi pada kegiatan bisnis tidaklah cukup tanpa disertai dengan kemampuan berbisnis, sehingga kedua luaran dari proses tersebut dapat diubah menjadi peluang bisnis. Sampai disini mungkin sebagian anda akan mulai memahami perbedaan ketiga istilah tersebut. Apa yang menjadi masalahnya kemudian? Seperti yang telah dipaparkan di awal tulisan, inovasi selalu menjadi kata kunci bagi sebagian pelaku bisnis di mana saja, namun proses inovasi selalu dihadapkan pada kecepatan untuk masuk kepasar. Hampir sebagian hasil penelitian memperlihatkan terjadi trade off antara inovasi dan speed to market. Penjelasan sederhananya yakni proses inovasi kadang memerlukan waktu yang tidak sebentar bahkan bisa cukup lama sehingga strategi inovasi kadang mengabaikan kecepatan untuk masuk ke pasar. Sebaliknya speed to market merupakan strategi yang berusaha memanfaatkan peluang baik melalui proses kreasi atau invensi ataupun hanya sekedar memenuhi apa yang diperlukan pasar. Tentunya strategi ini tidak terlalu memerhatikan proses inovasi secara penuh. Anda mungkin bertanya tanya, mana yang lebih baik dari keduannya? Apakah inovasi atau speed to market?

Kedua strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, terlalu mendewakan inovasi juga adalah tindakan yang kurang bijak secara bisnis karena inovasi tidak sekedar menwarkan keunikan atau novelty tapi juga business soundly based. Artinya inovasi memerlukan kejelian dalam mengamati kondisi pasar yang sangat dinamis serta mengedepankan aspek pencapaian kinerja yang superior baik profit, pangsa pasar, maupun kepuasaan pelanggan. Tidak semua produk yang menggunakan strategi inovasi kemudian berhasil di pasar, contoh : tara nasiku, pupuk urea berbentuk tablet, aqua splash, atau cerita bagaimana produk-produk GM yang dicekoki oleh produk jepan, atau bagaimana Xerox yang dipencundangi Canon, IBM yang kerepotan dengan ulah Microsoft dan Intel, dan banyak lagi. Berbagai produk tersebut sangat mengedepankan inovasi namun mengabaikan speed to market sehingga memberi ruang bagi pemain lain untuk masuk. Namun tidak demikian dengan semuan produk yang mengedepankan strategi speed to market berhasil di pasar, contoh: kisah search engine “Wandex” yang merupakan mesin pencari pertama dan kemudian lenyap, atau bagaimana Google menjadi momok bagi mesin pencari yang muncul lebih awal seperti : Lycos. Alta Vista, Hotbot, dan lain-lain. Apa yang bisa dipetik dari fenomena tersebut adalah bahwa hanya sekedar inovasi atau lebih cepat masuk ke pasar adalah tidak cukup. Pelaku usaha perlu melakukan kombinasi dari keduannya sehingga aspek inovasi memang sesuatu yang penting namun tetap mempertimbangkan bagaimana untuk masuk ke pasar secara cepat. Bagaimana caranya? Mulailah dengan membangun market sense capability, perkuat basis R&D, kenali pasar anda, sehingga anda dapat menawarkan produk/ jasa dnegan lebih cepat(faster), lebih baik (better) dapat diterima (acceptable), unik (unique) dan tentunya menguntungkan (profitable).


Sumber : Rizal Asnan Furinto, Marketing Reloaded


Tidak ada komentar:

Posting Komentar