Minggu, 09 Desember 2012

JURNAL PERILAKU KONSUMEN

Nama Penulis
 Septy Farida Lestari
Judul Penelitian
PENGARUH SIKAP TERHADAP MEREK DAN SIKAP TERHADAP IKLAN PADA MINAT BELI KONSUMEN
Sumber Jurnal / URL
http://library.um.ac.idfree-contentssavedocpub.phptor.doc
 
Masalah / Tema / Topik
1.  Apakah ada pengaruh sikap terhadap merek dan pengaruh sikap terhadap iklan pada minat beli konsumen produk sabun Lifebuoy  pada masyarakat di kecamatan Wonosari , Klaten      secara parsial ?
2.   Apakah   ada   pengaruh   sikap   terhadap   iklan   pengaruh   dan   sikap   terhadap merek     pada    minat    beli  konsumen     produk   sabun    Lifebuoy pada  masyarakat di kecamatan Wonosari , Klaten         secara serempak ?
3.   Manakah     faktor   yang   lebih  dominan    pengaruhnya      pada    minat   beli konsumen      produk  sabun     Lifebuoy     pada    masyarakat    di  kecamatan Wonosari , Klaten?
 
Tujuan Penelitian
1.  Untuk mengetahui apakah ada           pengaruh sikap terhadap merek dan sikap terhadap     iklan   pada    minat    beli  konsumen      produk    sabun Lifebuoy masyarakat kecamatan Wonosari           secara parsial.
2.   Untuk   mengetahui   apakah   ada   pengaruh   sikap   terhadap   iklan   dan   sikap terhadap     merek    pada    minat   beli   konsumen      produk    sabun   Lifebuoy masyarakat kecamatan Wonosari secara serempak.
 
Teori-teori yang digunakan
-  Perdagangan Tidak Sinkron
-  Koreksi Terhadap Bias
-  Faktor-faktor yang mempengaruhi beta saham
 
Hipotesis
1.  Diduga ada pengaruh sikap terhadap merk dan sikap terhadap iklan pada minat   beli  konsumen   produk   sabun  Lifebuoy  di  kecamatan   Wonosari, kabupaten Klaten secara parsial.
2.  Diduga ada pengaruh    sikap terhadap iklan dan sikap terhadap merek    pada minat   beli  konsumen   produk   sabun  Lifebuoy  di  kecamatan   Wonosari, kabupaten Klaten secara serempak.
3.  Diduga Sikap Terhadap Iklan mempunyai pengaruh lebih besar pada minat beli  konsumen    pada  produk   sabun  Lifebuoy   di  kecamatan   Wonosari, kabupaten Klaten.
 
Metode-metode Penelitian
 
Subjek dan Objek
Subyek      dan   obyek    penelitian    ini  adalah    masyarakat     di   kecamatan wonosari, kabupaten klaten. yang pernah melihat dan mengetahui paparan (exposure) iklan televisi dari produk sabun merek Lifebuoy.
 
Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data primer                 yaitu data yang   diperoleh   secara   langsung   dari   responden   dan   data   sekunder   dari   BPS tentang data penduduk di kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten.
 
Tehnik Pengumpulan Data
Teknik       pengumpulan        data    yang    digunakan       adalah     kuesioner. Mengingat jenis data yang akan dianalisis kuantitatif, kuesioner menggunakan skala   Likert  dengan   5   pilihan   yaitu   mulai   sangat   setuju,   setuju,   netral,  tidak setuju, sangat tidak setuju.
 
Uji Instrument Penelitian
 a.  Uji Validitas
Uji   validitas   digunakan   untuk   mengukur   sah   atau   valid   tidaknya penelitian. Uji validitas menggunakan analisis korelasi pearson, keputusan mengetahui   valid   tidaknya   butir   instrumen.   Jika   pada   tingkat   signifikan 5%     nilai  r  hitung   >  r  variabel   maka    dapat   disimpulkan     bahwa    butir instrumen tersebut valid.
b.  Uji Reliabilitas
Uji    reliabilitas  untuk    mengetahui      apakah    instrumen     memiliki indeks     kepercayaan     yang   baik   jika   diujikan   berulang.    Uji  reliabilitas dalam      penelitian    ini   menggunakan        rumus    alpha    cronbach, untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian jika   dari   hasil   uji   reliabilitas   instrumen   dari   keempat   variabel   penelitian  jika dari hasil uji reliabilitas memberikan nilai alpha > 0,6 (Gozali, 2001).
 
Analisis/hasil-hasil
a.Uji Validitas
Uji validitas dalam hal ini bertujuan untuk menguji tingkat ketepatan instrumen      dalam   mengukur   variabel   merk,   iklan   dan   minat    beli. Perhitungan uji  validitas   instrumen    menggunakan analisis   korelasi pearson dengan bantuan computer program  SPSS.    Keputusan mengenai   butir   item   yang   dinyatakan   valid   dengan   membandingkan nilai   r   hitung  dengan   nilai   r   tabel,   jika   r   hitung  >   r   tabel   maka   butir item dinyatakan valid.Berdasarkan   hasil   uji   validitas   instrument   dari   ketiga   variabel   yaitu merk,     iklan  dan   minat   beli   seperti  pada   tabel  diatas   menunjukkan bahwa dari   seluruh   butir   semuanya      valid,  karena    nilai  r  hitung (korelasi) lebih besar dari r tabel.
b.  Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument bertujuan untuk mengetahui besarnya indeks kepercayaan instrument    dari   variabel   merk,    iklan  dan   minat    beli. Setelah   dilakukan   uji   validitas   dan   diperoleh   butir   pernyataan   yang valid,selanjutnya  dilakukan    uji reliabilitas    dengan    menggunakan rumus Cronbach  Alpha. Keputusan untuk mengetahui bahwa instrument adalah reliable jika nilai r Alpha > 0,6.Dari    hasil  uji   reliabilitas  instrument    menunjukkan       bahwa     ketiga variabel yaitu merk, iklan dan minat beli adalah reliabel karena nilai r Alpha > 0,6.
 
Kesimpulan dan Keterbatatasan
Kesimpulan
1.  Variabel  independen dalam    hal  ini   adalah   Sikap    terhadap    merk berpengaruhpada minat beli konsumen produk sabun  Lifebuoy di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten  sehingga hipotesis pertama diterima.
2.  Variabel     independen      dalam    hal   ini  adalah    Sikap   terhadap    iklan berpengaruh pada    minat   beli  konsumen  produk    sabun  Lifebuoy di Kecamatan Wonosari, Kabupaten     Klaten sehingga  hipotesis   kedua diterima.
3.  Variabel independen dalam hal ini adalah Sikap terhadap merk dan Sikap  terhadap     iklan   secara   bersama-sama      berpengaruh      pada   minat beli konsumen pada    produk    sabun   Lifebuoy    di    Kecamatan     Wonosari, Kabupaten Klaten sehingga hipotesis ketiga diterima.
4.  Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,732 atau sebesar 73,2%. Artinya bahwa 73,2% variasi variabel dependen yaitu minat beli dapat di jelaskan oleh variabel independen yaitu merk dan iklan sedangkan sisanya 26,8% di jelaskan oleh variabel-variabel lain yang diluar model.

Keterbatasan
1.  Penelitian ini hanya terbatas pada sikap terhadap merk dan sikap terhadap iklan   saja,   sedangkan   masih   banyak  hal   yang   dipengaruhi   minat   beli, misalnya harga, kualitas produk dan lainnya.
2.   Penelitian ini tidak sesuai dengan teori karena masih ada factor lain yang mempengaruhi   minat   beli   sepert   harga   dan   kualitas   yang   menyebabkan merek berpengaruh negatif pada minat beli konsumen.
3.   Hanya terbatas pada Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten.

PENGARUH SIKAP TERHADAP MEREK DAN SIKAP TERHADAP IKLAN PADA MINAT BELI KONSUMEN

TUGAS


REVIEW JURNAL


Tema/ Topik              : Perilaku Konsumen
Masalah                      : Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi/ membeli buah, serta factor apa sajakah yang dominan berpengaruh ?.
Judul                          : Kajian faktor faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.

Pengarang : Sudiyarto & Nuhfil Hanani

Latar Berlakang
            Pemahaman mengenai keinginan konsumen akan memungkinkan pemasar dapat mempengaruhi keputusan konsumen, sehingga secara otomatis akan membeli apa yang ditawarkan oleh pemasar tersebut. Persaingan antar merek dan produk yang semakin ketat menjadikan konsumen memiliki posisi yang sangat berpengaruh dalam posisi tawar-menawar (Sumarwan, 2003). Pendekatan kecukupan pangan yang berorientasi pada produksi pangan hendaknya mulai digeser pada ketahanan pangan yang berorientasi pada ketersediaan dan daya beli masyarakat. Kebutuhan dan selera konsumen akan terpenuhi jika ketersediaan
produk dan daya beli masyarakat masih mampu mengatasinya.
            Usaha pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen buah-buahan dapat dilihat dari semakin membanjirnya buah impor baik dari ragam maupun volumenya. Sumarwan (1999), mengemukakan bahwa membanjirnya buah impor pada saat sebelum krisis moneter telah memojokkan buah-buahan lokal., persaingan yang datang dari luar serta kebijakan pemarintah yang kurang kondusif menyebabkan banyak petani yang semakin terpuruk.
            Tetapi krisis moneter menyebabkan buah impor semakin mahal dan semakin berkurangnya stok di pasar. Memahami perilaku konsumen buah-buahan merupakan informasi yang sangat penting bagi pasar dari sektor agribisnis. Informasi ini diperlukan sebagai bahan masukan untuk merencanakan produksi, mengembangkan produk dan memasarkan buah-buahan dengan baik.



Masalah
            Faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi/ membeli buah, serta factor apa sajakah yang dominan berpengaruh ?.

Tujuan
Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
Menganalisis pengaruh faktor-faktor

    budaya
    lingkungan sosial;
    Individu
    Psikologis
    Strategi pemasaran terhadap perilaku konsumen dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal dan buah impor serta melihat faktor-faktor mana yang dominan.


Metodologi Penelitian
            Penelitian ini termasuk studi perilaku konsumen buah-buahan di kota Surabaya sekaligus menganalisis daya saing buah (lokal terhadap impor) atas dasar nilai sikap kepercayaan konsumen terhadap berbagai macam buah misalnya (apel; jeruk dan anggur). Sehingga lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, sebaran lokasi penelitian adalah lokasi tujuan pemasaran buah dengan sasaran konsumen akhir, yaitu Kota Surabaya.
            Jumlah responden sebanyak 140 responden, ditentukan secara accidental yaitu mewawancarai konsumen buah dengan kriteria :
1). Penggemar (senang) makan buah-buahan;
2). Pembeli rutin buah minimal satu bulan sekali;
3). Mewakili keluarga
4). Keluarga memiliki penghasilan.

            Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
menggunakan instrumen penelitian:
Analisis Data
Tujuan penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Structural Equation
Model (SEM) yang juga dinamakan Model Persamaan Struktural (MPS) dengan
menggunakan piranti lunak (soft ware) AMOS.

Hasil Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa variable-variabel 
1). Pengaruh Budaya Terhadap Sikap Konsumen
2). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Sikap Konsumen
3). Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Sikap Konsumen
4). Pengaruh Psikologis Terhadap Sikap Konsumen
5). Pengaruh Strategi Pemasaran Terhadap Sikap Konsumen.

Kesimpulan
            Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sikap kepercayaan konsumen dalam membeli buah, menunjukkan bahwa :
1.                  Perubahan ‘budaya’ maupun peningkatan ‘psikologis’ konsumen, dapat meningkatkan secara nyata sikap-kepercayaannya dalam membeli /mengkonsumsi buah lokal.
2.                  Konsumen tidak perlu mempertimbangkan ‘Lingkungan sosial’-nya dalam membeli buah lokal dan peningkatan karakteristik ‘individu’ konsumen tidak menjadikan sikap kepercayaannya meningkat dalam membeli/ mengkonsumsi buah lokal.
3.                  Konsumen tidak merasakan adanya ‘Strategi pemasaran’ yang ditempuh perusahaan/ pemasar yang dapat mendukung meningkatkan ‘sikap-kepercayaan’-nya dalam membeli /mengkonsumsi buah local.

Saran :
1. Buah lokal perlu diperlakukan sebagai produk yang lebih dihargai di
negeri sendiri.
2. Daya saing buah lokal agar ditingkatkan melalui : strategi pemasaran
dan peningkatan atribut.

TUGAS


PERILAKU KONSUMEN : BAHASA INGGRIS
                                  Commitment Affective antecedents and consequences
                                       Australasian Marketing Journal 11 (3), 2003 33

Background of the problem

An empirical study among 439 customers of a financial services conducted to test the hypothesis of our model and compare it with rival models. Structural (SEM) results revealed that affective commitment can best be explained by the involvement of the position. In addition, affective commitment is the key determinant of mouth, purchase intention and price sensitivity. Managerial implications, limitations and directions for future research are provided. Affective commitment is generally referred to as a perpetual commitment to the desire to maintain a relationship (Morgan and Hunt 1994). The concept of commitment is similar to the concept of long-term orientation that consists of desire and utility of the buyer to have a long term relationship with the seller (Gruen 1995). Along with Day (1969), Dick and Basu (1994) states that the stronger the commitment, the buyer is more likely to overcome potential obstacles in the buyer-seller relationship, resulting in customer loyalty. Similarly, Beatty et al. (1988) stated that commitment and loyalty are related, but according to different definitions of construction, with a commitment leads to loyalty. In line with Allen and Meyer (1990), Geyskens (1998, p 50) states that "the use of measures that measure global commitment intention to continue the relationship without consideration of the underlying motivation may disrupt or mask different, and perhaps even the opposite effect." In this study, we focus on one particular type of commitment: affective commitment. Since it has been shown that affective commitment has the most significant effect on loyalty (Harison-Walker 2001). Affective commitment can be defined as "the desire to continue the relationship because the relationship for its own sake enjoyment, aside from the instrumental value and because they have a sense of loyalty and ownership" (Allen and Meyer, 1990; Geyskens et al. 1996).
The purpose of research

The main objective of this study was to assess the effects of three psychological predecessor (engagement position, will choice and complexity of information) on affective commitment in the regulation of financial services. The purpose of this study was two-fold. First, we assessthree predecessors psychological commitments in financial services regulation. Second, we investigated the effect of affective commitment on customer loyalty. In the organizational psychology literature of different types of commitments that have been identified.
Formulation of the problem

Based on the above background, the question of whether the research is to analyze how much influence aektif commitment to customer loyalty?


Methodology

Data collected from a sample of customers of three bank branches of a Belgian bank, in three medium cities in the Flemish part of Belgium. In April 2001, customers were randomly asked to complete a questionnaire. Four hundred thirty-nine completely filled questionnaires were collected. The sample was found to be representative for a bank customer focus in terms of gender, education, age, and occupation. Multipleitem questionnaire design is based on the measurement scale that has been validated and proven reliable in previous studies. All construction is measured on a seven-point Likert scale ranging from strongly disagree to completely agree. The items measuring different constructs (will of choice, the position of engagement, the complexity of information, affective commitment, rates,insensitivity, purchasing behavior, and complaint behavior).
Result

To test our conceptual model, structural equation modeling (SEM) with observed variables performed using maximum likelihood estimation in LISREL 8.3. A variance covariance matrix is ​​computed using PRELIS program LISREL's companion and used as input for the path analysis. We then analyze the overall model, the measurement model and structural model.
Overall Evaluation Model

In the overall model, chi-square values ​​were significant (428.98 with 179 degrees of freedom), the findings are not unusual with large sample sizes (Doney and Cannon 1997). The ratio of chi-square to degrees of freedom is 2.39, which can be considered as adequate. Value of GFI (0.91) and AGFI (0.88) are slightly lower than those of the CFI (.94), IFI (0.94) and NNFI (0.93). This result is mainly attributable to the former being more easily affected by sample size and model complexity. In general, indicated a good fit, including RMSEA, a .060, and SRMR, being 0.056. Given the purpose of our study, the adequacy of the index, given the fact that the model developed on the basis of the theory, and given the relative complexity of the model, no re-specification of the model were made.
Evaluation Measurement Model

We assess the quality of the measurement model (see Table 1) in unidimensionality, convergent validity, reliability, and discriminant validity. Evidence for the unidimensionality each construct was based on the principal component analysis revealed that the corresponding items loaded at least 0.60 (except for one item of information complexity) for each hypothesized component, with a load no greater than 0.30 in other components. Convergent validity is supported by the model fit was good overall, all phonetically yangSimakBaca load significantly (p <0.01), and the SMC's exceeded 0.50 (Hildebrandt 1987). Reliability demonstrated by the reliability of composite measures all exceeded 0.70 except for the complexity of the information and complaint behavior. Discriminant validity was tested in a series of nested confirmatory factor model comparison the correlation between latent constructs constrained to 1, and the chi-square difference was significant for all comparison models (p <0.01). In addition, the average percentage of variance extracted for constructs almost all greater than 0.50, except for information complexity and behavioral complaints. In short, the measurement model (Table 1) were clean, with evidence of unidimensionality, convergent validity, reliability, and discriminant validity.
Structural Model Evaluation

We could not find a significant relationship between information complexity and affective commitment. Affective commitment clearly positively influenced by the involvement and position in the slightest by the will of choice. In addition, affective commitment plays an important role in explaining customer loyalty. These results support the findings Geyskens (1998) states that the use of a global commitment to build masked influence the types of commitments, emphasizing the importance of our focus on affective commitment. In addition, we explain more than 70% of the variance in affective commitment, which seems to be the result of the impact of the strong involvement of the position even to ignore such important antecedent for example satisfaction, beliefs and values ​​(Sirdeshmukh et al. 2002). This means that the involvement of the position is the kind of engagement that should be considered in future research. Furthermore, the focus on the kind of particualr commitment and refinement of its predecessor seems promising as our empirical results show a clear difference in terms of the direction and magnitude of the relationship between the constructs.Rival Model
It is generally agreed that researchers should compare rival models and not only test the performance of the proposed model (Bagozzi and Yi 1988; Bollen and Long 1992). In discussing the affective construct initial commitment, we provide a theoretical basis for a position as a mediating variable affective commitment. Because we hypothesized parsimonious models do not allow a direct path from one of the three that the process for customer loyalty, it indicates central nomological statusto affective commitment. A rival non-parsimonious model would be one hypothesis only direct road from each preliminary process for the four dimensions of affective commitment and customer loyalty. This model makes affective commitment nomological similar to the four dimensions of customer loyalty. Rival models tested (see Figure 3), therefore, there is no direct permission effect, implying that affective commitment is not allowed to mediate a relationship. According to Morgan and Hunt (1994), we compared our hypothesized model of rival models in the following criteria: overall fit, saving, a good percentage of the model parameters are statistically significant, and the R2 for endogenous construction. Regarding the overall fit, CFI rival models is slightly lower than the hypothetical model (0.93 vs. 0.94) and model rival's ratio chi-square to degrees of freedom is higher than the hypothetical model (2.58 vs. 2.39). In addition, eight additional pathways that need to be estimated in the model competition, reducing parsimony rival models. In addition, only 53% of the trail in a significant rival models compared with 86% in the hypothesized model, showing additional road does not mean theoretically or empirically. Finally, the average explained variance of the four dimensions of customer loyalty in the rival models are similar to the average explained variance in the model hypothesis. This suggests that the direct effect plus the effect of affective commitment indirect preliminary process in the same hypothetical model for three straight strong effect on the process in which rival models in explaining the dimensions of customer loyalty. Based on these findings, we believe that the practice of fitting rival models have strengthened the support we found meaningfulness and robustness of our hypothetical model. Besides conceptual position found support affective commitment as a mediating variable in the model hypotheses, rival empirical model shows the value added. Ignoring the role of mediation is building reduces the parsimony and results in a lower percentage of significant path coefficients.
Conclusion\


The results of this study clearly show that affective commitment is an important determinant of word of mouth, purchase intention, price insensitivity and complaining behavior to a less extent. Affective commitment relates to a sense of belongingness, a customer happy, feeling emotionally attached and feel part of a family of financial service providers. Furthermore, with regard to have comfortable and reliable relationships with financial service providers. Improving aspects of affective commitment than a positive influence on the loyalty of financial service providers, therefore, must ensure that customers are treated as individuals who are really where the organization really interested and concerned. This can be achieved by, among others, the actual personalized communication efforts and to demonstrate attachment and with a personal meaning to each and every individual customer. In line with our studies, particularly the influence of the position of engaging in stimulating affective commitment may not be ignored. The position of engagement can be created by ensuring that the image of the financial services provider comes close to the customer's lifestyle and that financial service providers reflects the personality of the customer in terms of values ​​and norms. Vulnerable customer relationships tend to reveal involvement of high-impact positions affective commitment and ultimately loyalty. Limitations and Directions for Future Research Our study should be seen as an initial effort to address an issue that has important implications for marketing theory and practice. Any initial effort will involve a number of limitations. However, recognition of this limitation also suggests new directions for future studies. The first potential weakness in this study is common method bias. Because we are using a single questionnaire to measure all constructs included, the relationship between the construction may be somewhat inflated.
Suggestion

Future studies should assess the generalizability of our findings to other contexts. Furthermore, future research should concentrate on the issues that can help management to identify, to attract and to retain customers with a strong position involvement commitment, high affective as this customer shows a high tendency to be loyal to the financial services provider. In conclusion, it is expected that the results will serve as a stimulus for additional empirical research involving ongoing relationships in service settings

Proposal Penelitian

Tema : Pengaruh promosi terhadap peningkatan jumlah pelanggan Restaurant sushi MIYABI                          BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Perkembangan dalam dunia usaha jasa kuliner saat ini mengalami perkembangan yang pesat. Karena perkembangan itu, maka banyak berdiri usaha jasa Restoran dan Cafe salah satu nya yaitu Restoran sushi MIYABI. Para pesaing dalam usaha jasa restoran pun semakin hari semakin meningkat. Berbagai upaya pun dilakukan agar usahanya berkembang dan mendapat keuntungan yang maksimal. Untuk itu, diperlukan strategi-strategi pemasaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap berbagai jenis kuliner yang mereka tawarkan agar modal yang dikeluarkan dapat mencapai titik impas dan memperoleh omset penjualan yang maksimum sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh jasa restoran-restoran tersebut.
Restoran sushi MIYABI berencana untuk meningkatkan jumlah pelanggannya di tahun 2008. Manajemen restoran tersebut semenjak tahun 2006 telah menyadari bahwa bagian yang penting dari instrumen pemasaran produk perbankan adalah pesan (message) yang dikomunikasikan kepada pelanggan melalui berbagai unsur yang terdapat dalam program promosi. Hal ini menuntut pihak penyedia jasa restoran untuk mencermati strategi-strategi pemasaran yang paling tepat.
Sampai saat ini manajemen restoran masih belum memperoleh gambaran yang pasti tentang pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan serta strategi dan kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggannya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan dan peningkatan jumlah pelanggan serta membantu dalam memberikan gambaran kepada manajer mengenai kebijakan apa yang akan diambil untuk restoran tersebut.

1.2. Rumusan Masalah
Dalam proposal penelitian ini, penulis mencoba merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh kegiatan promosi terhadap kepuasan pelanggan?
b. Strategi dan kebijakan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah pelanggan Restoran sushi MIYABI?

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan serta pengaruh strategi promosi terhadap peningkatan jumlah pelanggan Restoran sushi MIYABI.

1.4. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang baru, khususnya bagi penulis.
2. Sebagai bahan pertimbangan manajer restoran dalam menambil keputusan untuk
menentukan strategi atau kebijakan promosi yang akan diambil.

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 Kerangka Teori

2.1.1. Pengertian Pemasaran atau promosi
Program promosi merupakan saluran primer bagi komunikasi pesan kepada konsumen, baik konsumen yang ada maupun nasabah potensial.
Salah satu unsur paduan pemasaran yang berpengaruh terhadap perilaku pelanggan resroran adalah paduan pengelolaan produk dan promotion mix Dude Herlino, Thomas Nawilis, Christian Sugiono dll. Pengelolaan produk lebih menekankan bahwa pelanggan memerlukan jenis-jenis dan fasilitas pelayanan tertentu seperti variabel kualitas makanan, jenis menu dan sajian makanan, hadiah dan pelayanan. Sedangkan Promotion mix adalah variabel promosi yang menggunkan kombinasi iklan, sales promotion dan personal selling.

2.1.2. Faktor utama pelanggan dalam memilih restoran
Menurut Juanda (2005) faktor yang menjadi pertimbangan utama pelanggan dalam memilih restoran dan cafe adalah produk, pelayanan dan promosi. Produk mencerminkan persepsi nasabah terhadap variasi dan kualitas produk serta jasa yang diberikan oleh restoran serta persepsi kualitas pelayanan para karyawannya. Sedangkan promosi mencermninkan persepsi pelanggan terhadap kegiatan sales promotion dan personal selling yang diingnkan.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1.Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian pada proposal ini adalah Restoran sushi MIYABI yang merupakan usaha jasa di bidang kuliner. Subjek dalam penelitian ini adalah Para pelanggan dari Restoran sushi MIYABI.

3.2. Data atau variabel yang digunakan
Data yang digunakan berupa data kualitatif yang berasal dari jawaban kuesioner yang di isi pelanggan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Variabel yang di uji meliputi variabel dependent (Y) yaitu kepuasan konsumen dan variabel independent (X) yaitu faktor produk, pelanggan dan promosi.

3.3. Metode Pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data digunakan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang penilaian pelanggan terhadap kualitas pelayanan dan kegiatan promosi Restoran sushi MIYABI. Data juga diambil dari wawancara langsung kepada pelanggan melalui kegiatan observasi.

3.4. Hipotesis
hipotesis pada penelitian ini adalah :
Ho : kegiatan promosi berhasil meningkatkan jumlah pelanggan restoran.
Ha : kegiatan promosi tidak berhasil meningkatkan jumlah pelanggan restoran.

3.5. Alat analisisis yang digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1. Dengan metode pengujian hipotesis menggunakan rumus Chi Square. Uji chi square dapat digunakan sebagai alat pengujian dan untuk menganalisis suatu data dengan jumlah yang cukup banyak.
2. Metode skala likert
Menurut Simamora (2004;147). skala likert adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala likert dengan menggunakan 4 angka yaitu :
1. sangat puas dengan skor 4
2. puas dengan skor 3
3. tidak puas dengan skor 2
4. sangat tidak puas dengan skor 1

3.6. Rancangan Analisis
Untuk menganalisis variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis regresi berganda. Adapun model regresi yang digunakan dalam mengestimasi variabel terikat dengan 3 variabel bebas dalam penelitian yaitu :
Y = Bo + B1X1 +B2X2 + B3X3 + e
Dimana : Y = kepuasan pelanggan, X1 = produk, X2 = pelanggan, X3 = promosi, Bo =Konstanta, e = error term.



KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka pihak manajemen dapat melakukan strategi pemasaran untuk meningkatkan jumlah pelanggan sebagai berikut :

4.1 Strategi pemasaran
1. strategi pemasaran yang optimal dan efektif.
2. menetapkan standar kualitas pemasaran dan pelayanan.
3. survei mengenai kepuasan pelanggan.
4. pelayanan yang maksimal.
5. strategi penanganan keluhan yang efektif.
6. strategi pemberian kupon atau diskon.
7. strategi pemberian hadiah atau reward bagi pelanggan yang datang dan membawa
pelanggan yang lebih banyak.
8. strategi menu paket hemat

Senin, 05 November 2012

ekonomi koperasi tugas 3

1. evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi anggota:
a. efek-efek ekonomis koperasi
Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan mempersoalkan dana(simpana-simpanan) yang telah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual/pembeli diluar koperasi.
Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dala kegiatan pelayanan perusahaan koperasi :
1. jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
2. pelayanan itu ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan dibanding yang diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.

b. efek harga dan efek biaya
Partisipasi anggota menetukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat parisipasi anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif.
Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien atau adanya pengurangan biaya dan atau diperolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.
Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.

c. analisis hubungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi
Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.
Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partispasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tsb.

d. penyajian dan analisis neraca pelayanan
Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinu disesuaikan.
Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya.
1.adanya tekanan persaingan dari organisasi lain(terutama organisasi non koperasi).
2.Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan oleh koperasi.
Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar daripada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.

2. evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi perusahaan:
a. efisiensi perusahaan koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang di landasi dengan kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
- Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau di perolehnya manfaat ekonomi.
- Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is < Ia di sebut (Efisien). Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang suatu hasil yang sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil maksimal. Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu : 1. Manfaat ekonomi langsung (MEL) MEL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya. 2. Manfaat ekonomi tidak langsung (METL) METL adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU anggota. 3. Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung dengan cara sebagai berikut: TME = MEL + METL MEN = (MEL + METL) – BA • Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan cara sebagai berikut : MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU METL = SHUa Efisiensi Perusahaan / Badan Usaha Koperasi: 1. Tingkat efisiensi biaya pelayanan BU ke anggota (TEBP) = Realisasi Biaya pelayanan Anggaran biaya pelayanan = Jika TEBP < 1 berarti efisien biaya pelayanan BU ke anggota 2. Tingkat efisiensi biaya usaha ke bukan anggota (TEBU) = Realisasi biaya usaha Anggaran biaya usaha Jika TEBU < 1 berarti efisien biaya usaha. b. efektifitas koperasi
Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika Os > Oa di sebut efektif.
Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :
EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif
c. produktivitas koperasi
Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) disebut produktif.
Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi :
PPK = S H U X 100%
Modal koperasi
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 118,432,448
= Rp. 86.62
Dari hasil ini dimana PPK > 1 maka koperasi ini adalah produktif.
RENTABILITAS KOPERASI
Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan rumus perhitungan sebagai berukut:
Rentabilitas = S H U X 100%
AKTIVA USAHA
= Rp. 102,586,680 X 100%
Rp. 518,428,769
Rp. 19.79 %
Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha mampu menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti koperasi KSU SIDI Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik kea rah yang meningkat.

d. analisis laporan koperasi
Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi :
(1) Neraca,
(2) perhitungan hasil usaha (income statement),
(3) Laporan arus kas (cash flow),
(4) catatan atas laporan keuangan
(5) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.
Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima oleh anggota dan bukan anggota.
Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan keuangan gabungan.


sumber :
buku "ekonomi koperasi", Hendar dan Kusnadi 1999, penerbit FEUI
buku "koperasi, teori dan praktek", Arifin Sitio dan Halomoan Tamba 2001, penerbit erlangga
google.com



nama : Septy Farida Lestari l NPM : 18210174
kelas : 3EA10

tugas sofskill

Konsep Pemasaran, Perilaku Konsumen dan Bauran Pemasaran

# Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barng yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk mrnjalankan bisnis guna memenuhi kebutuhan pasar denga barang/jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
a. Philip Kotler (marketing)
Adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Philip Kotler & Amstrong
Adalah sebagai suatu proses soial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal-balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. W. Stanton
Adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang/jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.

# 3 Hal Penting dalam Proses Pemasaran
Sering kali ketika seorang pebisnis hendak melakukan proses pemasaran produk atau jasa sebagai bagian dari marketing strategi, yang pertama kali terbayang biasanya ada dua hal. Pertama, mereka selalu mengatakan bahwa mereka tidak punya cukup anggaran atau dana promosi yang tersedia terbatas. Dan kedua, bagaimana agar promosi yang dilakukan bisa cukup mengena walau dana yang tersedia terbatas.
Kedua hal ini tidak salah. Namun ada langkah penting dalam proses marketing yang perlu diingat dan dilakukan. Langkah ini merupakan bagian awal yang sangat mendasar saat seorang pebisnis hendak melakukan proses pemasaran.
Apakah itu?

3 Langkah Proses Pemasaran
1) Tentukan target market
Hal pertama yang perlu dilakukan untuk memasarkan adalah menetapkan target market. Siapa yang menjadi sasaran produk atau jasa anda. Ketahui apa saja kebutuhan dan keinginan target pasar anda.
Boleh saja misalnya anda mengarahkan pada beberapa kelompok target market. Namun perlu diingat, setiap marketing yang sukses harus fokus pada target yang dituju. Fokus pilih sebuah target market pada satu waktu.
Dari sekelompok target market tersebut, temukan juga orang-orang yang punya hasrat lebih pada produk anda. Sebab pada merekalah anda bisa menjual lebih sering dan lebih banyak.
2) Berikan penawaran
Langkah kedua pada proses pemasaran adalah penawaran. Pada target market tersebut, sampaikan penawaran anda. Bukan sekedar penawaran biasa, tapi penawaran yang menarik. Dan yang perlu diingat juga yang anda jual sebetulnya adalah nilai manfaatnya.
Misalnya anda anda berjualan jam tangan. Keliru BESAR kalau anda katakan anda berjualan jam tangan. Sebab yang orang beli bukan jam tangan. Orang membeli ketepatan waktu, kenyamanan saat dipakai, keren, trendy dan fashionable.
Mengerti kan?
Agar penawaran anda selalu berhasil, buat penawaran yang tak bisa ditolak. Mainkan bahasa marketing anda secara maksimal. Arahkan pada target market anda. Sebab itulah mengenali target market anda dengan baik amat penting.
3) Media yang dipakai
Langkah ketiga dalam proses pemasaran adalah penting memperhatikan media yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan anda. Kebanyakan orang yang kurang mengerti marketing biasanya akan langsung “melompat” ke bagian ketiga ini. Apa akibatnya?
Akibatnya pemasaran yang mereka lakukan menjadi kurang efektif karena tak tahu siapa yang disasar dan bagaimana memberikan penawaran yang hebat. Karena itu lakukan terlebih dulu dua hal dalam proses pemasaran sebelumnya.
Lalu media apa sebaiknya dipakai? Cari media yang paling efektif untuk menjangkau mereka. Kalau target market anda adalah orang-orang di sekitar rumah anda yang mungkin masih jarang menggunakan internet, tentunya media yang lebih efektif adalah dengan bertatap muka langsung atau dengan selebaran.
Tapi kalau target market anda sudah lebih luas lagi, anda bisa pilih media lainnya, bisa media cetak, radio, televisi, atau internet. Intinya, cari media yang paling mudah untuk menjangkau mereka agar pesan yang ingin anda sampaikan dapat diterima target market.


# Konsep Pemasaran
Dalam pemasaran terdapat 6 konsep yang merupakan sadar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu :
a. Konsep produksi
Bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efisiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemenadalah memprodukssi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
b. Konsep Produk
Bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri-ciri yang terbaik.
c. Konsep Pemasaran Soaial
Bahwa tugas organisasi adalah menetukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan carra yang lebih efektif dan efisien darpada para pesaing dengan tetap melestarikan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
d. Konsep Pemasaran Global
Manajer eksekutif berupaya meahami semua faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap dan tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihal yang terlibat dalam perusahaan.

# Perilaku Konsumen
a. Menurut Shiffman & Kanuk (2000)
Adalah “consumer behavior can be defined as the behavior taht customer display in searching for purchasing, using, evaluating and disposing of products, services and ideas they expect will satisfy they needs”.
Yang berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan dan menagbaikan produk/jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk/jasa yang ditawarkan.
b. Menurut Ebert & Griffin (1995)
Adalah “consumer behavior the various facets of the decision of the decision process by which customers come to purchase and consume a product”.
Yang berarti uapay konsumen untuk membuat keputusan tentang suatru produk yang dibeli dan dikonsumsi.

# Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Ada 2 faktor dasar, yaitu :
o Eksternal
Faktor yang meliputi pengaruh keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategi dan kelompok referensi.
o Internal
Faktor yang meliputi motivasi, persepsi, sikap, gaya hidup, kepribadian dan belajar.

# Bauran Pemasaran (Marketing mix)
Adalah kumpulan dari variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Ada banyak alat pemasaran, McCarthy mempopulerkan pembagian kiat pemasaran kedalam 4 faktor yang disebut The Four Ps. Keempat bauran pemasaran tsb antara lain :
1. Product (produk)
Adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dibeli/dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, dll.
2. Price (Harga)
Adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hak milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, retail price, dll.
3. Place (Tempat)
Adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/ dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi channels, coverage, locations, inventory, dll.
4. Promotion (Promosi)
Adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi atau disebut juga bauran komunikasi pemasaran :
o Advertising yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang/jasa oleh sponsor yang ditunjuk dan mendapat bayaran.
o Sales promotion yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli produk dan jasa.
o Public relations & publicity yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
o Personal selling yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
o Direct marketing yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapat respon dari pelanggan dan calon tertentu yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon dan alat penghubung non personal lain.






Sumber :
http://www.jokosusilo.com/2012/06/10/3-hal-penting-dalam-proses-pemasaran/
http://majidbz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-pemasaran.html
http://hinamika09.blogspot.com/2009/03/konsep-perilakukonsumen.html
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/konsep-bauran-pemasaran-marketing-mix.html