|
Minggu lalu dikisahkan pengacara pembela HAM di Tiongkok, Gao Zhisheng menulis artikel “Malam yang Kelam dan Peculikan oleh Mafia” pada 2007 yang membeberkan bukti-bukti mengerikan 50 hari penyiksaan yang dideritanya di tangan agen-agen keamanan PKT. Berikut lanjutan kisahnya.
Melalui kesempatan ini saya ingin mengingatkan teman-teman yang masih dapat menikmati udara bebas, untuk terus menunjukkan kepedulian Anda untuk Guo Feixiong, juga membantu istri dan anak-anaknya. Ketika para berandal PKT dipekerjakan di seluruh negeri RRT, ketika roh bangsa kami tersesat menuju jalan buntu, kami membutuhkan pahlawan seperti Guo yang terus berjuang demi rakyat.
Para pahlawan pemberani seperti Guo Feixiong, Hu Jia, Yang Tianshui, Chen Guangcheng, Xu Wanping, Wang Bingzhang dan Guo Quan, yang telah mengorbankan dan membahayakan hidup mereka demi mempertahankan kebebasan dan kepercayaan bangsa Tionghoa, merupakan harapan sejati negeri Tiongkok. Jika kita menawarkan bantuan lebih banyak kepada mereka dan orang yang mereka cintai saat ini, generasi di masa yang akan datang pasti tidak akan merasa malu ketika melihat ke belakang dalam masa sejarah kali ini.
Di RRT sekarang ini, kita tahu bahwa kebaikan dan nilai-nilai moral semakin sulit ditemukan. Pengalaman Hu Jia telah menunjukkan kenyataan pahit – bahwa bukan hanya sulit, tetapi juga teramat berbahaya untuk menjadi orang yang benar secara moral.
Sejak zaman dahulu, orang telah lama percaya bahwa kebaikan akan diganjar dengan kebaikan, dan kejahatan akan diganjar dengan kejahatan. Namun, kepercayaan itu kini telah hancur di RRT dimana budaya ateisme yang terus menerus dipropagandakan oleh PKT telah menyusup ke dalam setiap tatanan masyarakat.
Di masa lalu ketika tradisi masih dijunjung tinggi, orang-orang hidup dengan kebajikan dan saling menghargai di antara sesama. Namun, RRT hari ini, seolah telah tercabut dari akar kebajikan. Rezim komunis RRT menjadi identik dengan tindakan kejahat-an tak bermoral.
Keajaiban ekonomi yang terus digembar-gemborkan PKT, hanyalah dibangun di atas kerusakan lingkungan yang parah. Sementara orang-orang hanya bersukacita atas pembangunan ekonomi yang menghasilkan kemakmuran dangkal bagi RRT, dan menutup mata terhadap kerusakan mengerikan terhadap lingkungan, dan kenyataan kejam bahwa 70 persen dari penduduk RRT telah dirampas hak-hak sosialnya.
Di RRT, penduduk desa yang memiliki sumber daya air, merasa takut untuk minum air mereka sendiri, pemilik peternakan susu juga takut minum susu ternak mereka sendiri, para petani takut makan hasil panen mereka sendiri, dan produsen makanan takut mengonsumsi produk pangan mereka sendiri.
Ini adalah realitas besar. Orang berpura-pura tidak melihat kenyataan dan menolak kebenaran. Hal-hal buruk dan paham ateisme, kini telah menjadi tren di RRT. Dan PKT yang telah memberikan contoh buruk, adalah sumber dari semua masalah di RRT.
Kebejatan pemerintahan PKT adalah membuat peraturan untuk menekan yang “baik” dan justru mendorong yang “buruk”, sehingga menyebabkan orang jahat menjadi kian merajalela di RRT. Mereka yang mengandalkan kekuatan selalu akan menang dalam persaingan. Mereka yang tanpa moralitas, juga akan menang. Mereka yang memiliki kekuasaan dan tanpa moral membentuk kelompok yang kuat. Sistem peradilan RRT yang rusak telah lebih lanjut menghasut kebencian terhadap kelompok-kelompok kuat ini, dan kini telah mulai bangkit dari ketidak-adilan. Alhasil, protes dan kekerasan kini kerap terjadi di seluruh RRT.
Saat ini masyarakat RRT banyak yang menyimpang. Bukan hanya kelompok tertentu, namun moralitas mayoritas penduduk RRT telah menurun.
PKT sangat bangga menjadi tuan rumah Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade mengizinkan rezim menegakkan pemerintahan totaliter pada acara olahraga besar tersebut. PKT telah menggantikan semangat Olimpiade dengan totaliterisme tersebut.
Acara pembukaan dan penutupan Olimpiade mewujudkan budaya otoriter Korea Utara, termasuk penggambaran “kebangkitan damai” RRT. Lagu-lagu dan tarian di Olimpiade menutupi tangisan dan seruan orang-orang yang mengalami pelanggaran hak asasi manusia dari masyarakat Tiongkok dan PKT.
Saya pelajari ketika masih di Xinjiang banyak orang yang bersorak sorai di sepanjang jalan yang dilewati kirab obor Olimpiade sebenarnya bayaran pemerintah RRT. Kenyataannya, setiap keluarga di sepanjang jalur obor Olimpiade telah diperingatkan: tidak ada yang diperbolehkan membuka jendela atau pintu, memasang spanduk atau meneriakkan sebuah slogan. Jika tidak, mereka akan jadi sasaran penembak jitu di jalanan.
Dunia luar tidak pernah mengetahui peristiwa sesungguhnya di balik sorak-sorai kirab obor Olimpiade yang berlandaskan kekerasan dan ancaman. Beginilah cara PKT mengendalikan orang dan menekan suara-suara yang ‘berbeda’ dari warganya untuk menyajikan gambaran palsu Tiongkok pada dunia.
Para pemegang kekuasaan di Tiongkok harus menyadari bahwa semua gambaran palsu yang telah dibuat tidak akan menyelamatkan dirinya dari hukuman alam. Propaganda mahal PKT tidak menghentikan korupsi pejabat Tiongkok dan polisi sekaligus tidak mengurangi aksi protes di seluruh Tiongkok.
Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan terima kasih saya pada orang-orang Tionghoa baik di dalam maupun di luar Tiongkok yang telah peduli terhadap masa depan Tiongkok.
Saya ingin mengajak lebih banyak masyarakat Tionghoa di luar negeri untuk bersama-sama membangun Tiongkok yang demokratis.
Saya ingin untuk mendesak kelompok-kelompok demokratis dan agama untuk bekerja sama dan bertahan dalam mendukung transformasi damai Tiongkok menjadi negara demokratis.
Saya menyarankan membentuk sebuah komite hak asasi manusia yang mewakili setiap korban pelanggaran HAM Tiongkok. Bagaimanapun juga, jauh lebih banyak korban di Tiongkok yang tidak mungkin bisa dihitung. Kasus yang dilaporkan harus dilaporkan pada komite HAM di PBB dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Saya juga akan merekomendasi pendirian koran HAM yang didedikasikan untuk melaporkan setiap hari pelanggaran yang terjadi, baik nama, dan kota asal para korban sehingga berita pelanggaran tersebut akan dipublikasikan ke seluruh dunia. HAM yang diusulkan komite harus memiliki cabang di berbagai provinsi dan kota di Tiongkok sehingga mereka dapat mengumpulkan laporan pelanggaran hak asasi manusia di seluruh daerah.
Komite ini terdiri dari kelompok kerja yang berbeda untuk bidang pelanggaran yang berbeda, pelanggaran atas kebebasan beragama, penindasan terhadap orang-orang yang menanyakan hak mereka, petani yang kehilangan tanah mereka, dan orang-orang dianiaya karena keterlibatan mereka dalam protes demokrasi di Beijing pada 1989 yang berakhir dengan pembantaian siswa pada 4 Juni. Peraturan demokratis semestinya mampu mengambil tindakan bagi mereka yang menderita karena pelanggaran hak asasi manusia.
Saya mengusulkan bagi mereka yang bersedia bertindak, cobalah untuk menyatukan semua warga Tiongkok yang menentang pemerintahan totaliter, termasuk kelompok etnis yang mencari otonomi. Selain itu, [mereka semestinya] memanfaatkan jaringan media untuk menyampaikan pada warga manfaat serikat federal provinsi otonom. Biarkan mereka mengetahui serikat federal provinsi secara alami akan meningkatkan realisasi otonomi bagi kelompok etnis.
Sistem baru ini juga perlu mengembangkan perawatan medis, pensiun, dan langkah-langkah keamanan umum sosial bagi masa depan Tiongkok; mengembangkan sistem peradilan yang independen; mengembangkan janji kompensasi tahunan bagi para korban penganiayaan diktator, dan menyelidiki kejahatan yang dilakukan oleh Partai Komunis.
Kita perlu secara efektif menyebarluaskan pemikiran kita seperti buku Sembilan Komentar yang telah disebarluaskan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Juga, saya khusus meminta kelompok-kelompok di dalam dan di luar Tiongkok, untuk melakukan segala upaya untuk menyelamatkan Guo Quan dan Liu Xiaobo. Penangkapan Liu Xiaobo mengungkapkan keburukan rezim saat ini.
Juga, saya tidak bisa tidak tertarik pada aktivis HAM dan demokrasi Tiongkok. Saat ini banyak tokoh HAM dan demokrasi tidak lagi membantu secara tulus, mereka telah menjadi oportunis, mengejar ketenaran. Mereka menutup mata terhadap penganiayaan Falun Gong oleh rezim Komunis Tiongkok, mereka menganggapnya seolah-olah tidak ada, tetapi penganiayaan tersebut merupakan penganiayaan yang paling mengerikan dan kejam dalam sejarah tragedi di Tiongkok.
Setelah saya menyuarakan kondisi praktisi Falun Gong secara luas, mereka yang menghubungi saya secara pribadi menyebut saya radikal. “Konsensus” semacam ini merupakan perbuatan jahat terbesar yang pernah dilakukan Tiongkok, dan penganiayaan yang dilakukan oleh rekan satu negara bahkan membuatnya lebih buruk.
Tindakan mogok makan anti-kekerasan yang saya lakukan dimulai dengan damai dan masih dalam kerangka hukum, tapi aktivis demokrasi pengejar ketenaran, tidak menunjukkan dukungan apapun, bahkan bersama-sama menghujat saya. Diantara para penulis, dengan dalih atas nama keadilan, bahkan menyerang saya. Mereka tidak berhenti menghujat bahkan ketika saya telah berada di balik jeruji, ini benar-benar membuat saya menyesal untuk mereka.
Mengapa mereka melakukannya? Kesempatan saya berbicara tidak terlalu sering, tapi kali ini saya harus menyampaikannya: Mereka melakukannya berdasarkan sisi gelap sifat manusia! Sifat keegoisan alami! Hentikan sekarang juga! Tidak peduli seberapa fasih Anda membicarakan ketiadaan rasa malu Anda, semuanya akan sia-sia. Setelah mengalami penyiksaan, saya menyuarakan rasa sakit saya. Meskipun tidak menyenangkan untuk didengar, tapi ini bukan suara kemarahan.
Bagi mereka yang bekerjasama dengan PKT di seluruh dunia, mereka harus mengetahui fakta PKT adalah rezim yang paling gelap saat ini, memiliki sifat yang bertentangan dengan peradaban. Namun, banyak kaki tangan PKT menjadi bagian dari politik gelap dalam mencari kepentingan materi. Kolaborator lain ditipu oleh kebohongan PKT, tidak memahami sifat jahat PKT, dan bahkan menyanyikan pujian untuk klaim dan kedok palsu.
Akhirnya, saya ingin berterima kasih kepada teman-teman di luar negeri yang benar-benar peduli tentang hak asasi manusia di Tiongkok. Terima kasih pada Scott [Edward McMillan-Scott, wakil presiden, Uni Eropa], Manfred Nowak [mantan Pelapor Khusus PBB tentang Penyiksaan], dua David [David Kilgour dan David Matas, nominator hadiah Nobel Perdamaian dan penulis Bloody Harvest: Report on the Allegations of Organ Harvesting of Falun Gong Practitioners in China], di Kanada, dan para anggota Uni Eropa! Anda telah memberi dukungan moral dan harapan tanpa pamrih pada kami dalam memperjuangkan kebebasan dan HAM.
Publikasi artikel ini akan menyebabkan saya diculik lagi. Penculikan adalah bagian dari kehidupan normal saya sekarang. Jika hal itu terjadi lagi, biarkan hal itu terjadi!
Gao Zhisheng,
1 Januari 2009
(Gao Zhisheng / The Epoch Times / osc / feb)
1 Januari 2009
(Gao Zhisheng / The Epoch Times / osc / feb)
sumber :
http://www.epochtimes.co.id/china.php?id=798